KEHILANGAN
AIR
Air
yang diserap tumbuhan sebagian kecil digunakan untuk proses metabolisme dan
dipertahankan di dalam sel untuk membentuk turgor sel, namun sebagian besar
akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Hilangnya air ke atmosfer dapat terjadi
melalui proses gutasi dan transpirasi. A. Gutasi
Sebagian
besar air yang hilang dari tumbuhan berbentuk uap, tetapi dapat pula dalam
bentuk cairan. Kehilangan air dalam bentuk cairan disebut gutasi. Air keluar
dari ujung dan pinggir daun sebagai tetesan yang jernih, umumnya nampak pada
pagi hari. Titik-titik air yang keluar dari jaringan daun melalui proses gutasi
bukanlah air murni. Berbagai senyawa diketahui terlarut di dalamnya. Beberapa
senyawa yang ditemukan terlarut dalam titik-titik air tersebut adalah enzim,
gula, asam amino, vitamin, serta mineral seperti P, K, Na, Mg, dan Fe.
Gutasi tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kelangsungan hidup tumbuhan. Namun
kadangkala, gutasi diketahui dapat menyebabkan luka pada daun. Hal
ini diakibatkan oleh penumpukan garam yang terjadi bila titik-titik air di tepi
daun telah menguap. Kondisi tersebut membuat patogen seperti
bakteri dan fungi dapat menyerang jaringan daun. (Sutarmi siti T. 1985. Botani Umum 2. Bandung : Angkasa
Bandung).
Mekanisme Gutasi
Gutasi
biasanya terjadi apabila absorbsi air berlangsung relatif cepat dan kondisi
untuk transpirasi cepat tidak memungkinkan. Proses tersebut terjadi akibat
absorpsi aktif air oleh akar dan terbentuknya tekanan akar. (Sutarmi siti T.
1985. Botani Umum 2. Bandung :
Angkasa Bandung)
Pengeluaran
air melalui proses gutasi terjadi akibat adanya tekanan positif akar. Meskipun
ketika laju transpirasi rendah, akar terus menyerap air dan mineral sehingga
air yang masuk ke jaringan lebih banyak daripada yang dilepaskan keluar.
Kondisi yang tidak mendukung terjadinya tekanan akar seperti suhu dingin dan
tanah yang kering menghambat terjadinya gutasi. Kekurangan mineral juga
diketahui memengaruhi proses gutasi.
Bila
transpirasi terjadi pada stomata, maka gutasi terjadi pada struktur khusus
bernama hidatoda. Hidatoda seringkali disebut sebagai stomata air. Hidatoda
terletak di ujung dan sepanjang tepi daun. Oleh karena itulah, titik-titik air
akan terlihat di ujung dan tepi daun.
Gutasi
biasanya terjadi pada malam hari, namun terjadi juga pada pagi hari. Laju
gutasi paling tinggi ditemukan pada tumbuhan Colocasia nymphefolia. Gutasi paling banyak terjadi pada tumbuhan
air, herba, dan rumput-rumputan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Gutasi)
B. Transpirasi
Transpirasi
dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata, kutikula atau lentikula. Kemungkinan kehilangan air
dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi,
tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang
melalui stomata.
Sebagian
besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan meninggalkan
daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan transpirasi.
Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung terlibat
dalam transpirasi. Pada waktu transpirasi, air menguap dari permukaan sel
palisade dan mesofil bunga karang ke dalam ruang antar sel. Dari ruang tersebut
uap air berdifusi melalui stomata ke udara. Air yang hilang dari dinding sel
basah ini diisi air dan protoplas. Persediaan air dari protoplas, pada
gilirannya, biasanya diperoleh dari gerakan air dari sel-sel sekitarnya, dan
akhirnya tulang daun, yang merupakan bagian dari sistem pembuluh yang meluas ke
tempat persediaan air dalam tanah.
Proses
transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat dalam
penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi dengan
ruang antar sel daun merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap air dalam
ruang antar sel biasanya lebih besar daripada udara luar. Manakala stomata
terbuka, lebih banyak molekul air yang akan keluar dari daun melalui stomata
dibandingkan dngan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan demikian tumbuhan
tersebut akan kehilangan air.
Sebatang
tumbuhan yang tumbuh di tanah dapat dibayangkan sebagai dua buah sistem
percabangan, satu di bawah dan satu lagi di atas permukaan tanah. Kedua sistem
ini dihubungkan oleh sebuah sumbu utama yang sebagian besar terdapat di atas
tanah. Sistem yang ada dalam tanah terdiri atas akar yang bercabang-cabang
menempati hemisfer tanah yang besar. Akar-akar terkecil terutama yang menempati
bagian luar hemisfer tersebut. Karena sumbu yang menghubungkan akar dan daun
memungkinkan air mengalir dengan tahanan wajar, maka tidak dapat dielakkan lagi
bahwa air akan mengalir sepanjang gradasi tekanan air yang membentang dari
tanah ke udara dalam tubuh tumbuhan. Oleh karena itu seluruh tumbuhan dapat
dibandingkan dengan sumbu lampu, yang menyerap air dari tanah melalui akar,
mengalirkannya melalui batang dan kemudian menguapkannya ke udara dari
daun-daun. Aliran air ini dikenal dengan istilah alur transpirasi, merupakan
konsekuensi struktur tumbuhan dalam hubungannya dengan lingkungan.
Air
sangat diperlukan oleh sebagian besar tumbuhan darat untuk pertumbuhan dan
metabolismenya, sebagian besar air yang di serap oleh akar tidak di simpan
dalam tumbuhan atau digunakan dalam berbagai proses metabolisme, tetapi hilang
ke udara melalui evaporasi. Proses evaporasi dari tumbuhan diberi nama khusus,
yaitu transpirasi , tetapi janganlah diartikan bahwa transpirasi secara
mendasar berbeda dengan evaporasi dari permukaan benda-benda tidak hidup.
Meskipun transpirasi terjadi pada setiap bagian tumbuhan (biarpun hanya sedikit),
pada umumnya kehilangan terbesar berlangsung melalui daun-daunanan.
Dikenal
ada dua jenis transpirasi, yaitu transpirasi stomata dan transpirasi kutikula.
1).
Transpirasi Kutikula.
Adalah
evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula
daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan
transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang
hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi
melaui stomata.
2).
Transpirasi Stomata
Sel-sel
mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat
ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh
air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan
uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke
athmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang
itu selali jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke athmosfer
pasti terjadi kecualibila atmosfer itu sendiri sama-sama lembap.
A. Peran
Transpirasi Bagi Tumbuhan
Transpirasi
bermanfaat bagi tumbuann karena:
1. Meyebabkan
terbentuknya daya isap daun, sehingga terjadi transport air di batang.
2. Membantu
penyerapan air dan zat hara oleh akar
3. Mengurangi
air yang terserap berlebihan
4. Daat
mempertahankan temperatur yang sesuai untuk daun
5. Berperan
pada fotosistesis dan respirasi karena membuka atau menutupnya stomata.
Dari
peran yang ada terlihat bahwa yang terpenting adalah untuk melepas energi yang
diterima dari radiasi matahari. Energi radiasi yang digunakan untuk proses
fotosintesi hanya 2% atau kurang, sehingga selebihnya harus dilepaskan ke
lingkungan, baik dengan pancaran, hantaran secara fisik dan sebagian besar untuk
menguapkan air.
B. Mekanisme
Transpirasi
Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan
air melalui penguapan. Proses kehilangan air pada tumbuhan ini disebut
transpirasi. Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari
udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air
dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari
berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk,
dan bahkan dari tanah ke akar.
Daun
tersusun atas sel-sel epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiri atas
jaringan palisade dan jaringan bunga karang dengan ikatan pembuluh diantara sel
epidermis bawah dengan stomata. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh
sel-sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar
sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung
uap air dalam jumlah yang banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus
berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang
menguapkan airnya kerongga antar sel tentu akan mengalami kekurangan air
sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan air ini akan diisi oleh air yang
berasal dari xylem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan menerima air
dari batang dan batang menerima dari akar.
Uap
air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam rongga antar
sel tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Kalaupun ada uap
air yang keluar menembus epidermis dan kutikula, jumlahnya hanya sedikit dan
dapat diabaikan. Agar transpirasi dapat berjalan, maka stomata pada epidermis
tadi harus membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara
rongga antar sel dengan atmosfer.
Stomata tumbuhan pada umumnya
membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap sehingga
memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari.
Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan penutupan berlangsung
secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan
ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba. Terbukanya stomata pada siang hari
tidak terhambat jika tumbuhan itu berada dalam udara tanpa karbon dioksida,
yaitu keadaan fotosintesis tidak dapat terlaksana.
Kalau
tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel, uap air dari
rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. (Sasmitamihardja
D. Dkk. 1996. Fisiologi Tumbuhan).
Transpirasi
ditentukan oleh seberapa besar celah antara dua sel penutup, sehingga prose-proses
yang menyebabkan membuka dan menutupnya stomata menentukan besarnya
transpirasi.
Gerak
sel penutup terjadi akibat perubahan turgornya, yang berubah karena perubahan
potensial airnya. Penyebab perubahan potensial air itu diduga karena :
1. Bertambahnya
gula dalam sel penutup sebagai hasil fotosintesis : meskipun sel penutup
mempunyai kloroplas, tetapi produksi gulanya tidak cukup besar untuk
menghasilkan efek tersebut.
2. Perubahan
amilum menjadi gula : teori ini menganggap bahwa dalam gelap CO2
yang mengumpul dalam sel penutup pH nya rendah. Bila terkena cahaya CO2
ini akan berkurang karena fotosintesis sehingga pHnya naik, akibatnya enzim
amilase menjadi lebih aktif dan kadar glukosa naik.
3. Perubahan
permeabilitas : peruabahan pH juga dapat menyebabkan permeabilitas membran sel
berubah, sehingga memungkinkan bahan terlarut keluar atau masuk sel penutup.
Karena permeabilitas membran sel penutup terhadap air tidak terpengaruh oleh
pH, maka bahan terlarut yang menentukan membuka atau menutupnya stomata. Yang
berperan disini terutama ion K.
4. Hasil
metabolisme langsung : masuknya ion kedalam sel penutup menggunakan energi
metabolisme menyebabkan potensial air menjadi lebih negatif, dan sel penutup
menyerap air menyebabkan stomata membuka.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kecepatan Transpirasi
a. Faktor
dalam atau faktor struktur
1. Jumlah
stomata tiap satuan luas permukaan daun besarnya tergantung kepada jenis dan
faktor lingkungan pada saat daun itu berkembang dan dapat juga dinyatakan
sebagai indeks stomata, yaitu perbandingan antara jumlah stomata dengan jumlah
stomata dan sel epidermis pada luas tertentu.
2. Struktur
anatomi daun
Daun kadang-kadang
mempunyai anak tambahan untuk mencegah penguapan misalnya trikoma atau lapisan
kutikula tebal, letak stomata tersembunyi.
3. Sel
daun mempunyai potensial osmotik tinggi sehingga air tidak mudah menguap.
b. Faktor
luar atau lingkungan
1. Sinar
matahari
Sinar
matahari menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya
stoma,jadi banyak sinar berati juga mempergiat transpirasi.karena sinar itu
juga mengandung panas(terutama sinar infra merah),maka banyak sinar berarti
juga menambah panas,dengan demikian menaikkan temperatur.kenaikan temperatur
sampai pada suatu batas tertentu menyebabkan melebarnya stoma dengan demikian
memperbesar transpirasi.
2. Temperatur
Pengaruh
temperatur terhadap transpirasi daun dapat ditinjau dari hubungannya dengan
tekanan uap air didalam daun dan tekanan uap air diluar daun.kenaikan
temperatur menambah tekanan uap didalam daun.kenaikan temperatur itu tentu
menambah tekanan uap diluar daun.akan tetapi berhubung udara diluar daun itu
tidak didalam ruang yang terbatas maka tekanan uap tidak akan setinggi tekanan
uap yang terkurung didalam daun.
3. Kebasahan
udara
Pada
hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air.didalam keadaan yang demikian
itu,tekanan uap didalam daun jauh lebih tinggi daripada tekanan uap diluar
daun,atau dengan kata lain ruang didalam daun itu,jauh lebih keyang akan uap
air daripada udara diluar daun.
4. Angin
Angin
menambah kegiatan transpirasi.angin dapat membawa pindah uap air yang bertimbun
timbun dekat stoma.dengan demikian maka uap yang masih ada didalam daun
mendapat kesempaan untuk berdifusi keluar.
5. Keadaan
air di dalam tanah
Air
didalam tanah adalah satu-satunya sumber yang pokok,dimana akar akar tanaman
mendapat air yang dibutuhkannya.absorsi air lewt bagian-bagian lain yang ada di
atas tanah seperti batang dan daun.kemampuan tanah untuk menahan(menyimpan)air
erat hubungannya dengan besar kecilnya partikel-partikel.makin besar
partikel-partikel tanah,makin berkuranglah luas permukan antar partikel dan
sehubungan dengan itu,makin berkuranglah jumlah air,yang dapat di tahan.
(Syahmi Edi. 2014. Fisiologi Tumbuhan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar