A.
JARINGAN
YANG DILALUI AIR
Air
diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur hara dan terlarut di
dalamnya, kemudian di angkut kebagian atas tanaman, terutama daun, melalui
pembuluh xilem. Pembuluh xilem pada akar, batang, dan daun merupakan suatu
sistem yang kontinu, berhubungan satu sama lain.
Untuk
dapat diserap oleh tanaman, molekul-molekul air harus berada pada permukaan
akar. Dari permukaan akar ini air (bersama bahan-bahan yang terlarut) diangkut
menuju pembuluh xilem. Lintasan pergerakan air dari permukaan akar menuju
pembuluh xilem disebut lintasan radial pergerakan air.
Ujung
akar akan terus tumbuh dalam tanah. Hal ini tentunya memperluas permukaan
kontak antara akar dan tanah, juga memperluas wilayah penjelajahan akar di
dalam tanah. Pada bagian ujung akar terdapat tudung akar yang berfungsi
melindungi sel-sel meristematik pada bagian ujung akar tersebut. Dalam proses
pertumbuhan akar, bagian tudung yang rusak akan diganti kembali oleh aktifitas
pembelahan sel pada bagian sel meristematik.
Pada
bagian meristematik ini sel-sel endodermis dan pembuluh belum terbentuk,
sehingga jaringan pembuluh seolah terbuka pada bagian ujungnya. Ada dugaan air
masuk kedalam pembuluh xilem melalui bagian meristematik ini. Tetapi hasil
studi dengan menggunakan zat warna dan air bermuatan radio aktif menunjukkan
bahwa masuknya air melalui lintasan ini sangat kecil porsinya. (Benyamin
Lakitan. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan)
1. Struktur
Xilem Yang dilalui Air
Sudah
diketahui bahwa air di dalam pohon naik melalui bagian kayu (xilem) dan tidak
di dalam kulit. Hal ini telah terbukti dengan cara pengawatan atau pengupasan
kulit yang ternyata sama sekali tidak mengganggu aliran air di dalam tanaman.
Gambar
tersebut menunjukkan letak elemen xilem pada dahan dikotil. Elemen xilem
berbentuk dari sel kambium yang membelah menjadi satu sel kambium dan satu sel
xilem atau satu sel kambium dan satu sel floem. Xilem terdiri dari tiga jenis
sel yaitu sel-sel pembuluh (vessel), sel –sel parenkima, dan trakeida. Sel-sel
pembuluh berbentuk lonjong, sejajar dengan sumbu utama dan dibentuk pada ujung
ranting. Mula-mula bagian ujung sel pecah, selnya mati dan dindingnya menebal.
Kemudian terbentuklah pembuluh yang dapat mengalirkan air dari akar keseluruh
bagian tanaman. Selain sel-sel pembuluh, yang mengalirkan air adalah trakeida
yaitu sel-sel berbentuk panjang. Transportasi air di dalam tanaman dapat
terjadi walaupun seluruh sel akar telah mati. Ini merupakan bukti bahwa air
bergerak melalui sel-sel mati.
Apabila
di dalam pembuluh xilem terjadi gelembung-gelembung gas atau udara, maka air
akan tetap mengalir ke atas melalui pembuluh-pembuluh disebelahnya, menghindari
gelembung-gelembung udara dan gas tersebut. (Januar Darmawan, 1983. Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tumbuhan)
Pengangkutan
air dan garam – garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada
tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme
1. Pertama,
air dan mineral diserap dari dalam tanah menuju sel – sel akar,
2. Kemudian
air itu baru diangkut menuju daun untuk fotosintesis .
Jadi
pengangkutan air dan mineral ini dilakukan secara
1. diluar
berkas pembuluh angkut disebut pengangkutan ekstra vaskuler.
2. didalam
berkas pembuluh angkut disebut pengangkutan intra vaskuler.
Pengangkutan
air dengan dua cara ini sebenarnya merupakan satu kesatuan yang berurutan. Artinya
pertama air dari tanah masuk menuju berkas pengangkut meelalui organ diluar
berkas yaitu berturutan epidermis - kortex - endodermis - perisikel - baru
Xilem. Sedang pengangkutan intravasikuler intinya pengangkutan di dalam
pembuluh dari akar ke daun , Pembuluh atau saluran yang dilalui adalah Xylem
atau pembuluh kayu.
Dalam
perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara
ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas
pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu Apoplast dan Simplast.
1. Pengangkutan
Apoplast
Pengangkutan
sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar
tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. Air masuk dengan cara osmosis.
Aliran air secara apoplas tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang
oleh lapisan endodermis. Kenapa air berhenti mengalir ? Air tidak mengalir
karena terhalang bagian endodermis bersifat impermeable yang memiliki penebalan
dinding sel dari suberin dan lignin. Namun ada bagian yang khusus yaitu celah
kaspari yang bisa dilalui air. Dengan demikian, pengangkutan air secara apoplas
pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.
2. Pengangkutan
Simplas
Pada
pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan
mineral yang terlarut bergerak masuk kedalam sel (inilah yang membedakan dari
keduanya). Air masuk sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke
sel yang lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menyebabkan air
dapat mencapai bagian Xylem yang ada bagian silinder pusat. Adapun lintasan
aliran air pada pengangkutan simplas jika diurutkan dari luar kedalam. Sel –
sel bulu akar menuju sel – sel korteks - endodermis - perisikel - xilem. Dari
sini , air dan garam mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun secara
intravasikular.
B. Pengangkutan
melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)
Setelah
melewati sel – sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh
kayu (xilem). Selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar menuju
batang sampai kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel, namun
bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini
adalah sel – sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa
kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel –
sel penyusun jaringan tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari
sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan
kohesi air dalam sel trakea xilem.
B.
MEKANISME
HANTARAN AIR
Air
yang diserap akar dialirkan ke atas dengan mekanisme:
a. Tekanan
Akar
Akar
tumbuhan menyerap air dan garam mineral baik siang maupun malam. Pada malam
hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih
tetap menggunakan energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xilem. Endodermis
yang mengelilingi stele akar tersebut membantu mencegah kebocoran ion – ion ini
keluar dari stele. Akumulasi mineral di dalam stele akan menurunkan potensial
air. Air akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan
positif yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas
ini disebut tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan
tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada malam hari
melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun. Biasanya air yang keluar dapat
kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada ujung-ujung
helai daun rumput atau pinggir daun kecil herba (tumbuhan tak berkayu) dikotil.
b. Kapilaritas
Batang
Pengangkutan
air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu (xilem)
tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler. Dengan kata lain, pengangkutan
air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan
karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul
air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan
tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan.
c. Daya
Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Pada
organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata) yang
dikenal sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilanagan
air dan timbul tarikan terhadap air yang ada pada sel – sel di bawahnya dan
tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke
seluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari
akar menuju ke daun.
Dengan
adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan transportasi
air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri merupakan mekanisme
pengaturan fisiologis yang berhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap
lingkungan.
2.5.
PERJALANAN
AIR DI DALAM TUBUH TANAMAN
Kalau
pemasukan air ke dalam akar kita bayangkan sebagai gerak horizontal, maka bagian-bagian
akar (dikotil) yang dilewatinya ialah bulu-bulu akar, sel-sel korteks, sel-sel
endodermis, sel-sel perisikel dan akhirnya air itu sampai di pembuluh kayu (xilem).
Di dalam silem air tidak lagi bergerak secara horizontal, melainkan secara vertikal
menuju ke daun. Pada beberapa jenis pohon-pohonan naiknya air samai
berpuluh-puluh meter, menentang gaya berat. Apa gerangan penyebab kenaikan air
ini ? hal ini sungguh menyibukkan orang mencari keterangan.
Di
antara banyak teori yang mencoba memberi jawaban kepada pertanyaan diatas ini,
kita bicarakan :
A. Teori
Vital
Seperti
telah kita kenal dari anatomi maka silem yang dilewati air pembuluh yang mati.
Lagi pula, silem yang tua tidak lagi merupakan jalan air, sehingga hanya silem
yang dekat kambium sajalah yang menjadi jalannya air dari akar ke ujung batang.
Hal ini mudah dibuktikan dengan suatu percobaan, dimana bagian kayu yang masih
muda dari suatu batang dapat dipotong kemudian mengambil hasilnya pada
daun-daun yang bersesuaian kedudukannya dengan letak silem yang terputus tadi.
Hal tersebut juga dapat kita saksikan di alam raya, dimana kita sering melihat
adanya pohon besar yang masih tetap hidup, meskipun kayu bagian dalamnya habis
dirong-rong oleh serangga atau mikroorganisme.
Di
dalam tubuh tanaman, maka silem merupakan pipa-pipa yang satu sama lain
berhubung-hubungan, meskipun tidak selalu secara langsung. Di dalam pipa-pipa
kapiler itu air naik dari akar ke ujung batang merentang gaya berat dan
disamping itu harus pula mengatasi gesekan dari dinding pipa.
Teori
vital mengatakan, bahwa perjalanan air semacam itu hanya dapat terlaksana
karena pertolongan sel-sel hidup, dalam hal ini ialah sel-sel parenkim kayu dan
sel-sel jari-jari empulur yang ada disekitar silem.
Strasburger
telah melakukan suatu percobaan, dimana suatu pohon setinggi 22 m digergaji
pada pangkalnya, kemudian pangkal itu dimasukkan kedalam asam pikrin. Selang
beberapa hari, setelah diketahuinya asam pikrin itu sampai di daun, maka
pangkal pohon eik ganti direndam di dalam suatu larutan yang mengandung zat
warna fuksin. Fuksin ini pun muncul juga sampai di daun. Percobaan ini
menunjukan, bahwa di dalam silem yang sudah dilewati asam pikrin dan dengan
demikian sel-sel hidup yang berada di sekitarnya tentu mati kena asam pikrin-air
(fuksin) masih tetap dapat naik keatas. Akan tetapi apakah air yang naik itu
tetap cukup banyak dan sesuia dengan yang dibutuhkan oleh daun, hal ini masih
merupakan pertanyaan, sebab kalau kita potong suatu batang dan kemudian pangkal
batang itu dipanasi sampai 90 derajat celcius sehingga ada selapis sel dekat
pangkal itu, dan akhirnya batang itu kita rendam di dalam air, maka daun-daun
yang ada pada ujung batang tak lama kemudian layu dan gugur juga. Mungkin
sekali pembunuhan sel-sel tersebut menyebabkan tersumbatnya silem, mungkin juga
sel-sel yang terbunuh itu menghasilkan bisa yang kemudian meracuni daun-daun.
Adanya
pengeluaran air pada bidang potongan tonggak suatu batang yang dipangkas dekat
tanah memberi kesan kepada kita seolah-olah didalam daerah akar itu ada suatu
tenaga penggerak air. Tenaga ini tidak lebih banyak dari pada dua atmosfer.
Persangkaan, bahwa sel-sel endodermis mempunyai suatu aktivitas sebagai pompa
sangat lah sukar untuk diselidiki kebenarannya.
C. Hukum
Kapilaritas
Pembuluh
silem dapat kita pandang sebagai pembuluh kapiler, sehingga air naik di
dalamnya sebagai akibat dari adhesi antara dinding silem dengan molekul-molekul
air. Akan tetapi peranan ini tidaklah demikian pentingnya.
D. Teori
Kohesi atau Teori Benang Air
Kita
dapat membayangkan adanya molekul-molekul yang berderet-deret mulai dari dalam tanah terus bersambung-sambung di bulu akar dan selanjutnya sampai di daun.
Jika suatu molekul air yang ada di daun meloncat di udara, yaitu pada peristiwa
transpirasi, maka molekul air yang meninggalkan daun itu tempatnya segera
diduduki oleh molekul air yang semula ada dibawahnya. Seterusnya molekul nomor
tiga menduduki tempat molekul nomor dua, demikian seterusnya sehingga suatu
molekul yang semula tepat diluar bulu akar akhirnya mendapat kesempatan masuk
sel akar. (Dwijoseputro, D. 1980)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar