Minggu, 09 November 2014

KUNANG-KUNANG

Kunang-Kunang
Kunang-kunangadalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar infra merah dan memiliki panjang gelombang 510sampai 670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar sampai 96%. Kunang-kunang termasuk dalam golongan Lampyridae yang  merupakan familia dalam ordo kumbang Coleoptera.
Ada lebih dari 2000 spesies kunang-kunang, yang dapat ditemukan di daerah empat musim dan tropis diseluruh dunia. Banyak sepesies ini yang ditemukan dirawa atau hutan yang basah dimana tersedia banyak persediaan makanan untuk larvanya. Kunang-kunang,  yang memancarkan sinar untuk saling mengenali atau untuk memberi tanda kawin, menggunakan panjang gelombang sinar yang berbeda, tergantung pada spesiesnya. Selain itu, pada beberapa spesies, kunang-kunang jantan  yang mula-mula menyorotkan sinar untuk menarik sang betina, sementara pada spesies lainnya, sang betina yang “memanggil.”
Sebagian kunang-kunang menggunakan cahaya mereka untuk mempertahankan diri. Mereka mengeluarkan sinar sebagai tanda pada musuh bahwa merekabukan makanan yang lezat. Bagi kunang-kunang  kelompok  Photuris,  cahaya mereka berperan pula dalam perburuan. Betina jenis ini dapat meniru kerlipan sinyal cahaya yang dipancarkan betina jenis lain, misalnya Photuris. Dengan sinyal cahaya palsu ini, kunang-kunang jantan jenis Photuris pun terjebak dan dimakan oleh Photuris betina. Cahaya kunang-kunang berperan pula sebagai tanda peringatan, untuk memperingatkan antar-sesama jenisnya tentang ancaman bahaya, maupun peringatan bagi serangga dan burung pemangsa agar tidak memakannya. Sebab, zat pemicu pembentukan cahaya kunang-kunang berasa pahit. Kalaupun ada serangga pemangsa yang nekad, mereka biasanya memakan tubuh kunang-kunang dari bagian kepala, terus hingga ke bagian belakang, kecuali bagian perut yang tidak dimakannya.
Penciptaan kunang-kunang
      Thomas Edison adalah seorang ilmuwan terbesar di dunia. Sekitar seratus dua puluhtahun telah berlalu sejak ia menemukan bola lampu. Dalam masa ini, bola lampu telah menjadi bagian penting kehidupan manusia. Kini,  jutaan bola lampu mungil bersama-sama menerangi kota-kota besar di seluruh dunia. Penerangan menjadi suatu simbul penting bagi peradaban ini. Namun, ada sumber penerangan lain. Kita tentunya pernah menjumpai cahaya kecil yang menerangi kegelapan malam hari.C ahayanya begitu kuat dan terang, namun sumber penerangan ini sangatlahberbeda dengan bola lampu. Bahkan ia sama sekali bukanlah benda, melainkan makhluk hidup.
Ia adalah seekor kunang-kunang. Makhluk kecil ini menghasilkan cahaya dalam tubuhnya meski ia tidak memiliki bola lampu. Meskipun tidak menggunakan listrik, ia memiliki teknologi yang jauh lebih hebat. Teknologi ini lebih efektif dari bola lampu yang mampu merubah sepuluh persen saja dari  energinya menjadi cahaya, sedangkan Sembilan puluh persen sisanya berubah dan hilang menjadi panas. Sebaliknya, kunang-kunang mampu menghasilkan hampir seratus persen cahaya dari energi yang ada. Ini dikarenakan disain sempurna pada sistem penghasil cahaya yang dimilikinya. Tubuhnya berisi zat kimia khusus bernama lusiferin, dan enzim yang disebut lusiferase. Untuk menghasilkan cahaya, dua zatkimia ini bercampur, dan percampuran ini menghasilkan energi dalam bentuk cahaya. Molekul kompleks ini telah didisain secara khusus untuk memancarkan cahaya. Sekelompok kunang-kunang dalam jumlah besar, hingga ratusan ribu, di malam hari memunculkan pemandangan yang membuat kita seolah sedang berjalan di bawah bintang-bintang.
Cahaya ini sangatlah penting bagi kunang-kunang sebagai alat komunikasi. Sepanjang sejarah, manusia telah menggunakan berbagai  sarana untuk berkomunikasi. Salah satunya adalah sandi morse, yang terdiri atas kombinasi sinyal panjang dan pendek, dan dipakai pada telegram. Kunang-kunang menggunakan sinyal cahaya untuk berkomunikasi, cara yang menyerupai sandi morse. Kunang-kunang jantan menyalakan dan memadamkan cahayanya untuk mengirim pesan kepada sang betina. Pesan ini berisi kode tertentu. Dan kunang-kunang betina menggunakan kode yang sama untuk mengirim pesan balasan kepada sang jantan. Sebagai hasil dari pesan timbal-balik ini, sang jantan dan betina mendekat satu sama lain. Sejak saat ia dilahirkan, tiap kunang-kunang mengetahui bagaimana berkirim pesan dengan cara ini, dan bagaimana memahami pesan yang dikirim oleh yang lain. Singkatnya,masing-masing dari ribuan kunang-kunang yang kita lihat bersama di kegelapan malam adalah sebuah keajaiban penciptaan. Meskipun kunang-kunang menghasilkan cahaya hampir 20 kali lebih besar dari bola lampu, suhu kunang-kunang tidak naik karena sifat dingin cahaya mereka.
 Gambar 1. Kunang-kunang Baik kunang-kunang jantan maupun betina sama-sama dapat mengeluarkan cahaya.Ketika tiba musim kawin, jantan akan mulai berpatroli  pada area tertentu untuk  menarik  perhatian betina yang  ada disitu.  Jantan akan memulai  pertunjukan  tarian cahayanya dengan harapan terlihat oleh betina dan betina akan tertarik padanya. Para betina biasanya akan menunggu, dan sekali kunang-kunang jantan dapat menarik perhatian betina, sang betina akan membalas sang jantan dengan memberi sinyal cahaya juga yang menandakan bahwa iatelah siap untuk kawin. Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang sendiri berasal dari perut bagian bawah mereka. Cahaya dihasilkan oleh lapisan kecil sel yang disebut photocytes yang terdiri dari  beberapa  lapis sel reflektif  yang  dapat  mengeluarkan cahaya berwarna kuning kehijauan. Secara khusus, di dalam sel reflektif penghasil cahaya ini terdapat sebuah organel yang disebut peroxizome.  Bahan kimia yang terletak di dalam organel inilah yang dapat menghasilkan cahaya.
 Magnesium dan ATP dalam peroxizome akan bereaksi dengan enzim yang dikenal sebagai luciferase dan protein luciferin. Kombinasi ini akan menciptakan molekul yang sangat tidak stabil dan melepaskan energinya dalam bentuk foton cahaya. Dan selanjutnya ketika oksigen masuk ke dalam campuran ini, molekul akan kembali menjadistabil sehingga cahaya pun menjadi padam.
 Metamorfosis Kunang-Kunang
Betina akan meletakan telur sekitar seratus butir atau lebih di tanah,  didasar pohon. Beberapa spesies asia hidup dalam air (sehubungan  ditemukanya insang trakeal )  yang  hidup dibawah air. Larva instar tiga sampai instar enam Luciola substiata berenang dan hidup didalam air. Kecepatan berenang larva tersebut lebih kurang 0,9 m/jam.Larva bersifatkarnifora, memakan serangga lain, siput dan slug´.  Spesies tropical genus Pyractomena bersifa arboreal, memakan siput  arboreal dan pupanya mengantung di bawah daun seperti halnya kupu-kupu chrysalis. Larva akan hidup setara satu atau dua tahun.  Pada kunang-kunang dewasa, selain untuk memberi peringatan tanda bahaya,cahaya pada tubuhnya berfungsiuntuk menarik perhatian pasangannya. Tidak hanya kunang-kunang dewasa, bayi kunang-kunang  yang masih berupa larva juga mengeluarkan cahaya. Cahaya pada larva berguna untuk memperingatkan hewan lain yang akan memangsa  mereka agar  tidak  mendekat. Setelah terjadi perkimpoian, kunang-kunang betina akan meletakkan telur-telurnya dibawah permukaan tanah. Telur-telur tersebut akan menetas menjadi larva setelah 3-4 minggu dan akan terus diberi makan hingga musim panas berakhir.Setelah kira-kira 1-2 minggu larva tersebut akan berubah menjadi pupa, kemudian akan menjadi kunang-kunang dewasa. 
Pengaruh Cahaya
Analisis Cahaya Kunang-kunang
Pada bagian perut kunang-kunang terdapat lentera yang menjadi sumber cahaya. Lentera serangga ini terdiri dari beberapa lapisan sel pemantul cahaya dan satu lapisan yang terdiri dari ribuan sel photocyte. Sel photocyte ini terletak pada cincin di sekeliling sel trakea. Sel ini banyak mengandung senyawa protein luciferin. Luciferin kemudian bereaksi dengan ATP (adenosin triphosphat). Perlu diketahui, ATP boleh disebut sebagai sumber bahan bakar bagi energi cahaya bioluminescent. Luciferin menjadi aktif oleh adanya enzim luciferase. Luciferin yang telah aktif ini kemudian bereaksi dengan oksigen. Hasil reaksi ini adalah energi dalam bentuk cahaya kunang-kunang. Keseluruhan reaksi berlangsung didalam sel photocyte sehingga lantern dapat terlihat bercahaya (skema). Perut kunang-kunangterlihat mengeluarkan flash secara periodik dan teratur. Hal ini diatur oleh kerja saraf.Namun ternyata saraf pada kunang-kunang ini tidak terhubunglangsung dengan bagian selphotocyte.Ujung dari saraf ditemukan berada pada sel trakea yang berada di samping selphotocyte.Ada jarak 17 meter di antara keduanya.Jarak yang cukup jauh bagi ukuran molekul.
 Mekanisme sinar kedap-kedip pada kunang-kunang
Prof Barry Trimmer dari Tufts University, Massachusetts, dalam publikasinya padamajalah Science vol 292 tahun 2001 berhasil menguak proses kimia pada mekanisme kedap-kedip cahaya kunang-kunang. Kuncinya adalah padamolekul sederhana gas nitrogenmonooksida (NO) yang berfungsi sebagai penghantar sinyal flash.Untuk menguak misteri ini,Prof Trimmer meletakkan kunang-kunangdalam ruangan tertutup yang mengandung gasoksigen. Gas NO juga dialirkan kedalam ruangan. Pada kondisi demikian, ternyata kunang-kunang dapat bercahayadengan terang.Cahayanya terlihat dapat bertahan lebih lama.Sebaliknya, jika aliran gas NO dihentikan, cahaya kunang-kunang berangsur berkurang. Darisitulah merekamemperkirakan bahwa gas NO memiliki andil dalam proses bercahayakunang-kunang tersebut.
Namun, dari itu saja belum dapat disimpulkan apakah gas NOberefek secara langsung pada sel photocyte atau pada sel saraf. Untuk membuktikanitu,mereka menggunakan lantera kunang-kunang yang telah dilepaskan sel sarafnya.Sebagaigantinya, dimasukkan octopamine yang merupakan ujung sel saraf.Pada kondisi seperti initerlihat adanya sinar kedap-kedip pada lentera serangga ini.Hal ini berarti ada senyawapenghantar (sensor) biokimia di antara keduanya. Pada percobaan lainnya, ditambahkansenyawa yang dapat menangkap gas NO secara efektif. Pada saat gas NO tidak ada dalamruangan tersebut, ternyata tidak ada cahaya yang timbul. Ini meyakinkan mereka akanpengaruh gas NO. Gas ini ternyata memang berefek langsung memberi sinyal pada selphotocyte.Mereka juga menemukan bahwa di antara ujung sel saraf dan photocyte banyak terdapat enzim penghasil gas NO (nitric oxide synthetase atau NOS). Enzimini diaktifkanoleh octopamine untuk menghasilkan gas NO. Kemudian molekul kecilini dengan mudahmelewati dinding membran sel untuk berdifusi ke dalam sel photocyte.
Tingkat Populasi Kunang-Kunang
Untuk meningkatkan populasi kunang-kunang, beberapa negara telah melakukanberbagai upaya untuk melestarikannya.Sebagai contoh di Jepang.Anak-anak di Jepang ikutmenjaga dan melestarikan kunang-kunang.Hingga kini belumada yang memastikan penyebabanjolknya populasi kunang-kunang, tetapi para ahli menduga hilangnya habitat dan polusicahaya adalah biangnya.Tepi-tepi sungaisudah ditumbuhi bangunan.Kilau lampu-lampubuatan dari bangunan di daratan menyulitkan kunang-kunang dewasa untuk saling bertemudan kawin di kegelapanmalam.
Habitat
Kebanyakkan spesies kunang-kunang ditemukan di daerah dengan kelembabantinggi dan hangat seperti kolam, sungai, payau, lembah, parit dan padang rumput. Yangmungkin disebabkan kelembaban di daerah tersebut lebih lama dibanding daerah sekitarnya.Meskipun demikian beberapa spesies ditemukan didaerah yang sangat kersang dan kering.Di daerah kersang ini dewasa dan larva dapatdengan mudah/cepat ditemukan setelahhujan.Kunang-kunang dewasa memiliki waktu hidup yang pendek.
 Pengaruh Kunang-Kunang Dalam Kehidupan Manusia
Pengaruh pencemaran lingkunagn persawahan terhadap kehidupan larvakunang-kunang diantaranya adalah sebagai berikut (Herawati, 1981) :
a.       Pengaruh Tidak Langsung, umumnya bersifat merusak lingkungan hidupdari kunang-kunang , misal perubahan pH air, rendahnya kandungan Oksigen, perubahan temperaturdan kekeruhan. pH air sangat berpengaruh terhadap kehidupan larva kunang-kunangsedangketahanannya tergantung pada umur larva tersebut. Variasi pH air yang baik untuk kehidupan larva kuang-kunang berkisar antara 6,5 ± 9,0. Sampah-sampahpencemar lingkungan mengandung pH basa dan asam, hal ini menyebabkan selalu terjadiperubahan pH. pH air yang kurang dari 5 dapat menyebabkan terjadinya penggumpalanlendir pada insang larva kunang-kunang sehingga menyebabkan ikanmati lemas. pH air yang lebihdari 9 akan menyebabkan larva tidak nafsu makan.Kandungan oksigen normal yaitu4mg/liter. Proses penguraian bahan organik, pernafasan, dan pembusukan dalam air dapatmengakibatkan habisnya persediaanoksigen terlarut. Kenaikan temperature menyebabkanaktifitas metabolism organisme air meningkat dan ini mengakibatkan berkurangnya gas-gas yang terlarutdidalam air. Kenaikan temperature juga akan menambah daya racun.Pencemaran yang disebabkan oleh pasir dan lumpur akan menyelimuti insang, sehinggasulit bernafas. Lumpur juga akan menyerap makanan yang berguna.
b.      Pengaruh Langsung, beberapa bahan pencemar yang terdiri dari bahan-bahan kimia yang berdaya racun tinggidapat langsung mematikan larva kunang-kunang. Reaksi fisiologi larva terhadappengaruh pestisida konsentrasi tinggi mukai terlihat setelah 30 sampai 60menit sejak masuknya pestisida ke perairan. Pada konsentrasi rendah, reaksi inimulai terlihat dalam jangka waktu yang lebih lama. Insektisida organofosfat seperti diazinon, penthion,fonofos, dan tenofos mempunyai pengaruh yang menyebabkan tidak aktifnya enzimacetylholinesterase didalam syaraf larva dan lama kelamaan larva tersebut akan mati.Kecepatan terjadinya pengaruh organ ofosfat tergantung pada lamanya pencemaran, sifatdasar insektisidayang bersangkutan dan konsentrasinya. Daya racun herbisida padaumumnya lebihrendah dari daya racun insektisida.

Klasifikasi Kunang-kunang
      Kerajaan         : Animalia
      Filum              : Arthopoda
      Kelas               : Insecta
      Ordo               : Coleoptera
      Family             : Lampyridae
      Spesies           : Photuris lucicrescens





     Jenis Makanan
Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, cacing,maupun serangga lain.

         Cara Pemeliharaan Kunang-kunang
Bila ingin memelihara kunang-kunang, sebaiknya menyiapkan tempat yang di desainhampir sama dengan habitat aslinya. Tidak harus seluas dengan yang aslinya. Yang penting kunang-kunang nyaman dan betah tinggal disana. Makanannya pun bisa di ambil dari alam sekitar kita.
 Reproduksi Kunang-kunang
Diketahui ada dua tipe ritual perkawinan kunang-kunang.  Tipe pertama, kunang-kunang betina akan melepaskan cahaya yang menarik perhatian kunang-kunang jantan. Pada tipe ini, kunang-kunang betina merupakan pihak yangaktif mencari pasangan sedangkan yang jantan pasif.  Pada tipe kedua, ritual perkawinan diawali dengan kedipan-kedipan cahaya kunang-kunang jantan yang mengabarkan bahwa ia adalah perjaka atau duda kesepian yang tengah mencari kekasihnya yang kini entah dimana. Terbang kian kemari sambil berharap adakunang-kunang betina yang sedang mejeng mencari jodoh. Kedipan cahaya suatu jenis kunang-kunang memiliki warna, intensitas dan kekuatanyang khas sehingga hanya kunang-kunang jenis yang sama yang mampu mengartikulasikan makna kedipan cahaya tersebut. Kekhasan cahaya pada saat mencari pasangan ini pula lah yang digunakan oleh para ahli untuk membedakan berbagai jenis kunang-kunang. Kunang-kunang betina jarang terbang mencari pasangan hidup, ia hanya menunggudi atas tanah atau rerumputan sambil berharap adaisyarat dari kunang-kunang jantan yangbakal menjadi tambatan hatinya. Ketika melihat cahaya kunang-kunang jantan, sang betinaakan memberikan respon dengan pancaran cahaya yang mengisyaratkan bahwa ia telah mengenali signal sang jantan. Selanjutnya pejantan terbang menuju betina dambaan hidupnya. Setelah dekat, kunang-kunang jantan mengeluarkan cahaya terang berkali-kali, mungkin untuk meyakinkanbahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Demikian juga si betina akan mengeluarkan sinar terang  yang menandakan siap bercumbu, pejantan akan mendekati betina dankemudian mereka kawin.
Proses perkawinan terjadi dengan saling menyentuhkan kedua alat kelaminnya yangberada di ujung perut dan dilanjutkan dengan transfer paket sperma dari pejantan ke tubuhbetina. Paket sperma akan disimpan di dalam abdomen betina sampai ia siap bertelur. Prosesperkawinan dapat berlanjut sepanjang malam, dan pada saat itu kunang-kunang tidak mengeluarkan cahaya.Setelah proses perkawinan, betina langsung memakan sang kekasihnya yang telahmembuahi sel telurnya. Serangga jenis tertentu juga ada yang mempunyai kebiasaan sepertiini seperti Black widow, dll.
Dengan memakan lawan jenisnya, maka sang betinamendapatkan tambahan protein untuk membesarkan sel telur yang ada dalam tubuhnya.Kunang-kunang bertelur pada saat hari gelap, telur-telurnya yang berjumlah antara100 dan 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawahdedaunan. Pekuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu merupakanlokasi ideal perteluran kunang-kunang.Setelah sekitar 30 hari, muncul larva kunang-kunang menyerupai cacingmemancarkan cahaya, bentuknya pipih dengan kepala kecil dan rahang kuat.Fungsi cahayapada larva hanya untuk memperingatkan pemangsa agar tidak mencoba mengganggunya.Aktivitas utama larva adalah makan makanan yang berupa cacing tanah, siput kecil atauserangga kecil lain.Masa larva merupakan masa paling lama yaitu sekitar1-2 tahun sebelummenjadi kepom-pong.Hanya sebagian kecil dari telur kunang-kunang menetas menjadi larvadan hanya sedikit larva yang sukses menjadi kepompong.Beberapa pemangsa memangsatelur maupun kunang-kunang yunior.Sebelum menjadi kepompong larva akan membuat liang di dalam tanah.
Selanjutnyaia akan masuk dan melingkarkan tubuhnya di dakam liang. Mulutnya akan mengeluarkanlendir lengket yang ditempelkan di dinding liang. Setelah sebulan larva beristirahat dalambilik, ia menanggalkan kulit untuk terakhir kali dan memasuki masa kepompong.Kepompong pada mulanya berwarna kuning pucat dan perlahan-lahan menjadi gelap, masakepompong berlangsung sekitar 10 hari.Kunang-kunang dewasa keluar dari kepompong dengan tubuh pucat yang akhirnyaberkembang menjadi lebih gelap. Kedua pasang sayap direntangkan agar mengembang dankering.Kunang-kunang dewasa ini tinggal di dalam bilik selama beberapa hari sampaikedua sayap depannya benar-benar keras dan membentuk elitera, perisai yang melindungikedua sayap belakangnya yang lunak.Kunang-kunang dewasa hidup selama 2 - 3 minggu, untuk melakukan perkawinan.Selama itu aktivitas makan kunang-kunang sangat beragam, beberapa jenis hanya mengisapcairan tumbuhan sementara jenis lainnya meneruskan kebiasaan makan seperti ketika masih larva, sebagai pemakan serangga lain atau siput-siputan kecil.

STOMATA


STOMATA
A. Bentuk dan distribusi stomata
Lubang stoma biasanya berbentuk oval.letaknya satu sama lain dengan jarak yang tertentu yang mempengaruhi intensitas penguapan.penguapan air yang tidak ditutup sam sekali lebih lambat daripada air dipermukaannya diberi selaput yang berlubang-lubang halus.bentuk stoma yang oval lebih memudahkan mengeluarkan air deretan molekul-molekul air yang lewat lebih banyak.

B.    Membuka dan menutupnya stoma
Mekanisme membuk dan menutupnya stoma berdasarkan suatu perubahan turgor dan perubahan turgor itu ialah akibat dari perubahan nilai osmosis dari sel sel penutup. Sel-sel penutup pada umumnya mengandung amilum,pada waktu malam persenannya lebih tinggi dari pada waktu siang.dimana sebagian telah berubah menjadi glukosa.dengan terbentuknya glukosa tersebut,maka naiklah nilai osmosis isi sel sel penutup yang kemudian menyebaban masuknya air dari sel-sel tetangga kedalam sel-sel penutup.tambahan volume ini menimbulkan turgor dan karenanya mengembanglah dinding-dinding sel penutup dibagian yang tipis maka terbukalah stoma.
Jika sel-sel penutup tidak terkena sinar,maka menurunlah PH dan ini merupakan faktor baik bagi enzim posporilase untuk mengadakan kegiatan yang berlawanan,yaitu mengubah glukosa menjadi amilum.hal ini menyebabkan turunnya nilai osmosis dan oleh kaena itu berkurang lah turgor,dan mengakibatkan menutupnya stoma. (Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan)
Stoma (jamak: stomata) adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup. Stomata terdapat diantara sel-sel epidermis suatu tumbuhan. Pada dasarnya ada dua macam bentuk sel penutup, yaitu bentuk seperti ginjal atau halter. Sel-sel yang berbatasan langsung dengan sel penutup disebut dengan sel tetangga, yang jumlahnya bervariasi yang dapat digunakan untuk menentukan tipe stomata. Stomata dapat dditemukan pada seluruh tubuh tumbuhan yang berwarna hijau kecuali pada akar. Fungsi stomata ialah :
·         Sebagai pengatur penguapan
·         Sebagai pengatur masuknya gas CO2 dari udara dan keluarnya O2 ke dara selama fotosintesis berlangsung dan arah sebaliknya pada waktu respirasi berlangsung.
Tipe-tipe stomata berldasarkan letak dan jumlah tetangganya yaitu:
·         Anomositik
Yaitu apabila sel tetanggnaya sama besar ukurannya.
·         Aninositik
Yaitu apabila sel tetanggnya ukarannya berbeda.
·         Parasitik
Yaitu apabila sel tetangga sejajar dengan sel penutup.
·         Diasitik
Yaitu apabila sel penutup tegak lurus terhadap sel tetanggnya.
            Stomata sebagai derivat epidermis bisa terdapat dikedua permukaan daun, yang disebut daun amfistomatik atau salah satu permukaan saja umumnya dibagian bawah disebut daun hipostomatik, tetapi pada daun terapung stomata hanya terdapat dibagian atas disebut daun hepistomatik. Letak stomata dapat sejajar dengan epidermis lainnya (stomata fanerofor), tenggelam dibandingkan deretan epidermmis (stomata kriftofor) atau kadanag-kadang berada diatas permukaan epidermis seperti pada daun terapung. Sel-sel epidermis daun tidak mengandung kloroplas kecuali pada sel penutup dan epidermis daun tumbuhan yang hidup tenggelam dalam air. Stomata berguna sebagai dalam pertukaran gas pada tubuh tumbuhan dan seagai pengatur besarnya transpirasi. Derivat epidermis terdapat dikedua permukaan daun atau salah satu permukaannya yaitu stomata, sel litosis dan sel kipas. (Cicik suriani. 2014. Penuntun Anatomi Tumbuhan)
C.   Jumlah stoma
Pada tanaman darat umumnya stoma itu terdapat pada permukaan daun bagian bawah,stoma itu rata-rata berbentuk oval dengan diameter 6 mikron sampai 18 mikron dan luas kira-kira 90mikron.pada bebarapa tanaman permukaan atas dari daun mempunyai stoma.
 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gerak Stomata
1.      Faktor cahaya
Faktor sahaya sangat berpengaruh terhadap proses membuka dan menutupnya stomata.ketika stomata diterangi dengan cukup sinar matahari maka stomata dapat terbuka dengan baik.tetapi apabila sel sel sitoplasma tidak dikenai sinar matahari maka menurun lah PH .menurunnya ph ini menyebabkan menutupnya stoma.
2.      Faktor air
Apabila air yang tersedia bagi tanaman itu kurang, maka mengakibatkan berkurangnya turgor pada sel-sel penutup, dan kendurnya  sel-sel penutup berarti menutupnya stoma. Jadi meskipun terang atau sinar cukup akan tetapi jika air kurang maka stoma akan tetap tertutup.
3.      Faktor temperatur

Temperatur berpengaruh pada membuka dan tutupnya stoma. Pad abanyak tanaman stoma tidak bersedia membuka jika temperatur ada disekitar 0°C. Pada tanaman kapas dan tembakau stoma membuka seluruhnya pada temperatur 25°C-30°C. Akan tetapi menyempit jika temperatur dinaikkan lebh daripada itu. pada bebrapa jenis tanaman, stomatanya membuka pada temperatur 40°C di dalam gelap. (Dwidjoseputro.1994. Pengantar Fisilogi Tumbuhan)